Citizen-sector organization
While the United States Internal Revenue Service has approved Ashoka's headquarters as a 501(c)(3) nonprofit organization, and some countries consider Ashoka to be a non-governmental organization, Ashoka itself prefers the term citizen-sector organization in order to emphasize what it is, rather than what it is not.[25] According to Ashoka, citizen-sector organizations are groups of citizens who care and act to serve others and cause needed change.[26]
Organizational policies
According to the organization, it does not accept funding from any government;[22] although it has partnered with governments on projects[23] and it received a $1,585,600 Paycheck Protection Program loan in 2020.[24]
While Ashoka says it does not petition governments for social change, it provides advice to organizations such as the World Bank when requested.[22]
Lokasi Toko / Dekoruma Experience Center
Lokasi Toko / Dekoruma Experience Center
Sinjai.Info, Sinjai Timur,– Pemilik usaha pemandian Fafaliang Sinjai, Andi Alfian secara resmi menyatakan dukungannya kepada pasangan Hj. Ratnawati Arif-Andi Mahyanto di Pilkada Sinjai. Pernyataan dukungan itu disampaikan di hadapan pasangan berakronim RAMAH di wisata permandian miliknya di Desa Panaikang, Kecamatan Sinjai Timur, Sinjai, Sabtu (16/11/2024).
Andi Alfian menegaskan, Pilkada tahun ini dia bersama anggotanya telah membulatkan tekad mendukung pasangan nomor dua. Bukan kandidat lain. Alasannya, karena program yang direncanakan realistis dan menjawab kebutuhan masyarakat.
Terlebih lagi, pasangan birokrat-advokat itu memiliki komitmen tinggi dalam menumbuhkan perekonomian, khususnya di sektor pariwisata.
“Atas dasar itu kami mendukung pasangan RAMAH, dan kami akan mengajak masyarakat untuk turut memilih di sisa waktu hari pencoblosan ini,” bebernya.
Calon Bupati Sinjai, Hj. Ratnawati Arif mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Owners Fafaliang Sinjai dan berharap dukungan ini dapat memperkuat langkah mereka dalam meraih kemenangan.
“Dukungan dari Owners Fafaliang Sinjai ini sangat berarti bagi kami. Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi harapan masyarakat Sinjai,” kuncinya.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Hj. Ratnawati Arif-Mahyanto Mazda. Hadir pula ratusan pendukung RAMAH. (Adv)
Bill Drayton mendirikan Ashoka pada tahun 1980 berdasarkan pada gagasan bahwa kekuatan terbesar untuk menebar kebaikan di dunia adalah wirausahawan sosial: seseorang yang didorong oleh gagasan inovatif yang dapat membantu memperbaiki masalah global yang mengakar. Wirausahawan sosial terkemuka di dunia menekuni solusi yang mengubah sistem yang secara permanen mengubah pola kebiasaan yang ada.
Berawal di India pada tahun 1981, Ashoka mulai mengidentifikasi dan mendukung wirausahawan sosial terkemuka yang memiliki gagasan untuk perubahan sosial berdampak jauh. Hal ini dimulai dengan merumuskan inti dari kualitas unik seorang wirausahawan sosial dan mempelopori sistem global yang ketat untuk menguji dan memilih mereka menjadi Fellow Ashoka. Empat tahun kemudian, Bill Drayton dianugerahi MacArthur Fellowship (penghargaan "jenius"), dan mulai bekerja penuh waktu untuk membangun organisasi Ashoka.
Ashoka resmi mendaftarkan namanya pada tahun 1987, terinspirasi dari kata Sansekerta Ashoka yang bermakna "ketiadaan penderitaan secara aktif" dan juga dari nama kaisar India Ashoka, salah satu wirausahawan sosial besar paling awal dalam sejarah dunia. Setelah menyatukan India di abad ke-3 SM, Kaisar Ashoka meninggalkan kekerasan dan menjadi salah satu tokoh pemimpin dalam sejarah yang paling toleran, berpikiran global, dan kreatif, mempelopori inovasi dalam pengembangan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Ashoka mulai berkembang pesat pada tahun 1986 dengan terpilihnya Fellow dari Brazil dan kemudian Meksiko, Bangladesh, dan Nepal pada tahun 1987. Hal ini terus merambah ke negara-negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa Tengah dan Timur selama tahun 1990-an. Pada tahun 1988, Ashoka telah memilih 100 Fellows di empat negara, sehingga dimulailah upaya membangun dan merajut komunitas ini melalui Sistem Dukungan Fellowship, yang membantu para Fellow saling belajar mengenai hal yang dikerjakan Fellow lainnya, dan menemukan sesama Fellow saat mereka menghadapi tantangan atau kebetulan melakukan perjalanan. Fellowship Ashoka menjadi kelompok yang saling mendukung sekaligus asosiasi profesional pertama di dunia bagi wirausaha sosial terkemuka.
Pada tahun 1996, Ashoka menjalin kerjasama dengan McKinsey & Company untuk membangun Pusat Kewirausahaan Sosial Ashoka/ McKinsey di São Paulo, Brazil sebagai cara untuk membantu Ashoka mempelajari cara bekerja secara efektif dengan sektor bisnis, dan untuk membantu McKinsey membangun kerja-kerja sektor sosial. Pada tahun yang sama, setelah melihat betapa mayoritas Fellow Ashoka meluncurkan inisiatif pertama mereka di usia remaja, Ashoka meluncurkan Youth Venture untuk membangun wawasan bahwa satu-satunya cara untuk meningkatkan secara signifikan proporsi orang dewasa yang melihat diri mereka sebagai agen perubahan, dan menguasai keterampilan sosial yang kompleks yang dibutuhkan, adalah dengan mengubah penglaman bertumbuh semua pemuda. Youth venture mulai berinvestasi pada anak muda sehingga mereka menjadi agen perubahan melalui pengalaman transformatif meluncurkan dan memimpin usaha mereka sendiri untuk berkelanjutan.
Ashoka meluncurkan majalah cetak di India pada tahun 1993 dengan nama Changemakers untuk meliput bidang kewirausahaan sosial. Majalah itu diubah menjadi situs web Changemakers.com pada tahun 1998, menyediakan hub global online yang mengidentifikasi dan memanfaatkan wawasan kuat untuk mengaktifkan jaringan inovator sosial yang mampu memicu perubahan besar di bidang mereka.
Setelah memilih lebih dari 1.000 wirausahawan sosial pada akhir 1990-an, nampak jelas bahwa Ashoka telah mencapai salah satu tujuan utama: membangun bidang kewirausahaan sosial. Organisasi-organisasi lain terbentuk untuk mendukung kerja para wirausahawan sosial cemerlang pada berbagai tahap perkembangan individu dan organisasi mereka. Program usaha sosial sekarang menjadi menu utama bagi sekolah bisnis dan kebijakan publik di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya, dan menjadi lahan garapan yang berkembang dengan pesat bagi para peneliti maupun firma layanan profesional – termasuk pengacara, konsultan, akademisi, asosiasi dagang – yang berevolusi untuk mempelajari dan memajukan karya wirausahawan sosial.
Setelah melewati titik kritis dalam membangun bidang kewirausahaan sosial yang mapan, Ashoka secara resmi mengalihkan fokusnya ke visi "Everyone a Changemaker™" (EACH) – “setiap orang adalah agen perubahan” pada tahun 2005: Ashoka percaya bahwa ketika kita hidup di momen bersejarah yang nyata, saat siapapun dapat menciptakan perubahan positif; setiap orang perlu menjadi agen perubahan agar dapat berkembang; dan setiap orang harus dibekali dengan karakter yang mendefinisikan seorang wirausahawan sosial. Ashoka telah tiba pada strategi ini dengan mengambil inspirasi, kedalaman pengetahuan dan keahlian, akumulasi pengalaman, dan wawasan kolektif dari kerja para Fellow yang memungkinkan semakin berkembangnya perubahan sosial yang efektif.
Ashoka berpijak pada wawasan ini untuk mengembangkan strategi yang berfokus untuk memastikan bahwa setiap anak menguasai keterampilan empati, semua pemuda mempraktekkan keterampilan membuat perubahan, dan organisasi di semua sektor mengadopsi gaya kerja tim-dalam-tim yang terbuka dan cair yang mendukung terciptanya perubahan. Ashoka meluncurkan program AshokaU pada tahun 2008 untuk memicu inovasi sosial di perguruan tinggi melalui jejaring global tim pembaharu yang terdiri atas mahasiswa, fakultas, dan tokoh masyarakat yang berjiwa wirausaha. Pada tahun 2012 Ashoka meluncurkan program Changemakers Schools untuk mengaktifkan komunitas global sekolah dasar, menengah pertama, dan menengah umum yang memprioritaskan empati, kerja sama tim, kepemimpinan, pemecahan masalah, dan penciptaan perubahan sebagai capaian siswa.
Sementara itu, Ashoka terus berkembang, memperluas jejaring global wirausahawan sosial di Amerika Utara (Ashoka meluncurkan program di Amerika Serikat pada tahun 2000 dan Kanada pada tahun 2002), di Timur Tengah dan Afrika Utara mulai tahun 2000, dan di Eropa Barat pada tahun 2005. Kini Ashoka aktif di 89 negara dari semua benua, dan telah memilih lebih dari 3.000 Fellow Ashoka di seluruh dunia.
Ke depan, Ashoka mengidentifikasi peluang yang muncul saat masyarakat mencapai titik balik yang akan memungkinkan pemecahan masalah kritis melalui perubahan sistemik yang luas. Untuk itu kami membantu wirausahawan bekerja sama satu sama lain, dan dengan mitra dari dunia bisnis, pemerintah, akademis, dan lembaga lainnya yang berpengaruh untuk menarik dan menunjukkan kekuatan kewirausahaan kolaboratif.
Ashoka berkolaborasi dengan PeaceGeneration Indonesia untuk membantu tenaga pendidik dalam mewujudkan sistem pendidikan yang progresif, menjadi agen perubahan di abad 21, dan menciptakan mindset pembaharu melalui program Gaharu dan Guru Abad 21.
Mengapa Ashoka Bekerja Sama dengan PeaceGeneration Indonesia?
Ashoka adalah pelopor kewirausahaan sosial yang telah memilih dan memperkuat lebih dari 4.000 jaringan Ashoka Fellows dari 93 negara di dunia, termasuk 205 dari Indonesia. Ashoka Fellows merupakan para pemimpin visioner yang mengatasi masalah sosial dan lingkungan melalui perubahan sistem dan kerangka yang rumit. Mereka telah menggerakkan orang lain untuk menciptakan perubahan, sebagian besar sejak mereka masih muda.
Sebagai lembaga yang bergerak untuk mengatasi masalah sosial, Ashoka melihat kondisi di mana tidak adanya ruang untuk bercerita tentang profesi dan kesulitan yang dialami oleh guru di Indonesia. Maka dari itu, untuk mengatasi masalah tersebut, Ashoka menyelenggarakan program Gaharu dan Guru Abad 21 agar guru dapat membahas masalah bersama dan mendiskusikan bagaimana solusinya.
Program tersebut memiliki tujuan untuk menumbuhkan empati sesuai dengan modul yang dimiliki Ashoka, yaitu modul 5R Tahapan Mewujudkan Perubahan (Rasa, Raih, Rancang, Rencana, dan Rawat).
Dalam menyukseskan program ini Ashoka juga berkolaborasi dengan PeaceGeneration Indonesia karena kami telah beberapa kali menyelenggarakan program Guru Abad 21. Program Guru Abad 21 dan program Gaharu memiliki keterkaitan satu sama lain, sehingga materi yang diberikan dapat saling direlasikan.
Bagaimana Dampak dari Bentuk Kerja Sama Ashoka dengan PeaceGeneration Indonesia?
Dalam kolaborasi ini, PeaceGeneration Indonesia telah membantu Ashoka dalam menyelenggarakan program ini dengan menyediakan fasilitator untuk 3 grup, yaitu Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Nahdatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.
Pada pelatihan ini, PeaceGen membuat dokumentasi training, membuat gamifikasi training, membuat konsep training, memfasilitasi peserta dalam breakout room, memfasilitasi peserta dalam membuat action plan, menyediakan narasumber dan moderator, serta backup operator.
Work with Ashoka’s CEO, Asia regional leaders, and other senior stakeholders to build in the
region an integrated, fluid team of teams by weaving together Ashoka Fellows, and carefully
selected movement partners.
Raise resources, pioneer new revenue models, and garner strategic support to help make
“Every child must master Empathy and Changemaking” the new normal.
The Empathy Movement Leader should have a track record of creaꢀng new ideas that have
resulted in a systemic change in his/her field. He/she should believe deeply in the power of social
entrepreneurship and understand Ashoka’s Everyone a Changemaker™ vision.
Experience working with and/or managing programs centered around furthering empathy,
Networks which cut across sectors (such as educaꢀon, NGO, government, commercial, etc)
A track record of innovaꢀng soluꢀons and successfully bringing them to fruiꢀon
Experience in significantly scaling the social impact of organizaꢀons
Proven ability to lead through influence, ideas, and excepꢀonal communicaꢀon skills
Demonstrated effecꢀveness in major client/partner relaꢀonship management, fundraising,
resource mobilizaꢀon, and balanced budget management
Gracious team player and emoꢀonal maturity
Indonesian naꢀonality
Fluency in Bahasa Indonesian
Minimum 10 years’ experience
About Ashoka Indonesia
Ashoka Indonesia launched in 1984, as the second country office aꢁer India. Since then, it has
elected and supported more than 180 leading social entrepreneurs in the fields of educaꢀon,
health, human rights, civic engagement, environment and economic development. Ashoka
Indonesia works with other social networks, schools, universiꢀes and companies to accelerate
the field of social entrepreneurship and social impact. Through Ashoka's Young Changemakers
program, Ashoka has supported more than 150 young people (12-25 years old) to develop their
changemaking skills through applied empathy, teamwork, and leadership. Through Ashoka's
Changemakers.com plaꢂorm, Ashoka has worked on themaꢀc social innovaꢀon challenges to
pool and connect people, ideas and resources in 300 different projects.
If you are moꢀvated to improve Indonesian society and Southeast Asia through this important
Wir verwenden Cookies und Daten, um
Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um
Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.
Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.
Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.
International organization
Leadership Group Member
Leadership and Impact Co-Lead
Ashoka Emprendedores Sociales Asociacion Civil
Ashoka Singapore and Malaysia
Fundacion Ashoka Emprendedores Sociales
Fondation Ashoka Suisse
Ashoka Southern Africa
Asociacion Ashoka Colombia
Ashoka (formerly branded Ashoka: Innovators for the Public) is an American-based nonprofit organization that promotes social entrepreneurship by connecting and supporting individual social entrepreneurs. Ashoka operates almost as a bank. The company loans money to help individuals achieve their financial goals and ideas. These individuals in turn become the people that others will try to follow by example. [6] Ashoka invests in over 3,800 social entrepreneurs in over 90 countries worldwide.[7] There is a growing world-wide demand for social services. Social entrepreneurs who have had some experience with activism will benefit more in the short term but will find difficulties in the long run. Social entrepreneurship also supports teens and gives them a way to flourish, to grow independently, [8]while continuning to find support from those around them. An example of this independence is the way that young Asian teens, whose ultimate goal is to attend and eventually graduate from college use the business skills that they have learned will go a long way to meeting this ultimate goal.[9] It is this change making experience that Ashoka offers everyone. globalization of social entrepreneurship benefits many. When jobs are created; not only does the economy benefit but society benefits as well from this entrepreneurship. But making sure that everyone involved receives the same number of benefits is a challenge. Not only is there a wealth discrepancy but exploitation has to be curbed in order for the positive benefits to increase. [10] There are some benefits to an organization that helps young people experience their dreams but there is also a lot of hard work involved. The bank does not loan money without sufficient evidence that the money would be put to good use, either back into the community or given to those individuals who promote social entrepreneurship. Those interested in making a change for the better will be able to achieve their dreams with the help of Ashoka. Ashoka uses open communication and the public platform to get ideas from the public. These ideas could change the way people solve difficult problems. [11] It is these ideas that form the basis of the social entrepreneurship concept.
Growing up, Bill Drayton was inspired by Mahatma Gandhi and the Civil Rights Movement.[12] Drayton wanted to mitigate income inequality through social entrepreneurship.[12] Drayton founded Ashoka in 1980.[1][2]
The organization was named after the Emperor Ashoka The Great, the ruler of the Maurya Empire during the 3rd century BC.[13] Emperor Ashoka recognized the suffering that he had caused by unifying his empire, and he promoted religious and philosophical tolerance and the paramount importance of morality when working for the public.[14][attribution needed]
Ashoka identifies social entrepreneurs with solutions to social problems who seek to make large-scale changes to society. Ashoka searches for individuals who have vision, creativity, and determination and are motivated by public gain rather than personal gain.[15]
Social entrepreneurs who pass the selection process are called Ashoka fellows.[16] Each Ashoka fellow receives a financial stipend that they can use to pay for their personal expenses so that they can fully devote their time to the pursuit of their innovative social ideas. The size of the stipend is decided on a case-by-case basis, according to the cost of living in the entrepreneur's local area. The stipend is available for up to three years. The organization is very clear that the stipend is only for living expenses and not for funding the social entrepreneur's initiative or organization.[17]
Ashoka fellows are connected with successful entrepreneurs in order to help the fellows succeed in implementing their social ideas.[18] Ashoka fellows are expected to regularly participate in meetings with other Ashoka fellows. Ultimately, the Ashoka fellow is expected to convert an innovative solution into a self-sustaining institution.[19]
Ashoka funds the stipends by raising funds from donors, which it uses as venture capital.[20]
Of Ashoka fellows with ventures that are more than five years old, Ashoka says that more than 80% have had their solution implemented by others; 59% have directly affected national policy; and each Ashoka fellow is helping an average of 174,000 people.[21]