Tiga Periode Jadi Biang Kerok Keretakan
Meski masyarakat sudah mengendus keretakan hubungan tersebut, namun Megawati membantah, dia bilang tak ada masalah dengan Jokowi kendati keduanya berbeda pandangan politik, hubungan mereka baik-baik saja walau sudah tak bersama lagi.
Bagi Megawati, perbedaan pandangan politik tidak menjadi soal walau hal itu membuat mereka harus berbagi jalan, intinya hubungan baik secara personal harus dirawat baik-baik.
Tetapi Megawati kemudian secara tersirat menceritakan awal mula bergejolaknya hubungannya dengan Jokowi, perpisahan mereka tidak hanya sekedar dipicu perbedaan pandangan politik di Pilpres 2024, namun jauh sebelumnya keduanya memang sudah mulai berjarak. Itu sudah terjadi sejak awal 2013 ketika isu Jokowi tiga periode menggelinding.
Jokowi disebut punya hasrat besar berkuasa satu periode lagi, namun keinginannya itu ditentang keras Megawati lantaran berlawanan dengan konstitusi yang mewajibkan presiden hanya dua periode saja. Perlu diketahui Jokowi sudah berulang kali membantah isu ini.
"Saya sama presiden baik-baik saja. Memangnya kenapa? Hanya karena saya dikatakan, karena saya tidak mau ketika diminta tiga periode. Atau karena saya katanya tidak mau memperpanjang? Lho, saya tahu hukum kok," kata Megawati saat memberi sambutan di acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada seluruh gubernur se-Indonesia di Balai Samudra, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Bagi Megawati reformasi yang sudah dibayar mahal harus tetap dijaga, membiarkan Jokowi melenggang tiga periode adalah kesalahan tak termaafkan, itu sama dengan membiarkan nilai-nilai luhur reformasi dikoyak syahwat kekuasaan. Keinginan Jokowi berkuasa satu periode lagi wajib dilawan.
"Ketika dari yang namanya presiden seumur hidup itu waktu reformasi kan diubah. Itu TAP MPR. Saya tanya kepada ahli tata negara, apakah MPR yang sekarang disamakan ini, TAP-nya itu masih berlaku? Yes. Ada yang mau menyanggah? Ahli hukum tata negara? Ya silakan," ucapnya.
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko turut merespons pernyataan Megawati, dia mengatakan hubungan Jokowi dengan PDI Perjuangan dan Megawati tak pernah berubah meski jalan politik mereka telah berbeda. Baginya Jokowi yang sekarang sama seperti yang dulu.
"Saya pikir dari pandangan saya, dari beliaunya (Jokowi) enggak ada yang berubah. Ya saya lihat dari beliau tidak ada yang berubah," ujar Moeldoko kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Pasca Pilpres 2024, tidak sekalipun terdengar pertemuan antara Jokowi dan Megawati, bahkan pada momentum Idul Fitri 2024 Jokowi yang biasanya sowan ke rumah Megawati tak pernah tampak batang hidungnya, Jokowi justru terbang ke Medan menemui anak dan menantunya, Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu.
Sama seperti masyarakat pada umumnya, Moeldoko notabene adalah orang istana juga tak tahu hal itu. Artinya kemungkinan besar Jokowi dan Megawati tak pernah lagi ngobrol empat di satu meja yang sama pasca Pilpres 2024.
"Saya tidak tahu (kalau mereka bertemu). Saya juga belum tahu (rencana pertemuan)," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istilah 'kadrun' berkembang setelah munculnya istilah 'kampret'. Tendensinya sama saja, yakni digunakan untuk mengolok-olok kubu politik yang berseberangan.
Istilah kadrun digunakan oleh kubu pendukung Presiden Jokowi untuk menyebut kelompok yang berseberangan dengan mereka. Salah satu pendukung Jokowi yang aktif di media sosial, yakni Ade Armando, pernah menjelaskan soal istilah ini saat ada yang keberatan dengan istilah kadrun yang dilontarkan Ade.
"'Kadrun' itu kan bahasa yang kita pakai sekarang itu untuk menjelaskan orang-orang yang berpikiran sempit, terutama yang dipengaruhi oleh gerakan ekstremisme, fundamentalisme dari Timur Tengah, makanya istilahnya 'kadal gurun' kan," kata Ade saat dihubungi wartawan, 10 Juni 2020.
Analis media sosial Drone Emprit and Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, sempat menelusuri asal mula penggunaan istilah 'kadrun' di media sosial. Dia menuangkan penjelasannya di akun Twitter-nya pada 13 Agustus 2020, dan mempersilakan detikcom untuk mengutip penjelasannya saat dihubungi pada Kamis (17/12/2020).
Temuan Ismail Fahmi, cuitan di Twitter mengandung kata 'kadal gurun' muncul pada 22 Februari dan 12 Maret 2019. Selanjutnya, pada 15 Mei 2019, pukul 09.25 WIB, istilah 'kadal gurun' mulai digunakan untuk menstigma pihak yang dicap radikal.
Baru pada 13 September 2019, istilah 'kadrun' menjadi tren. Penggunaannya terpantau mengalahkan tren volume penyebutan 'cebong' dan 'kampret'. Maka Ismail Fahmi menyimpulkan, tren istilah kadrun muncul tahun 2019.
Terpantau pada saat itu, lima besar influencers pengguna istilah 'kadrun' adalah akun @Dennysiregar7, akun @ChusnulChotimah, akun @Candraasmara85, akun @mochamadarip, dan akun @AnakKolong.
Gatot ingin istilah itu dihentikan
Gatot Nurmantyo menyebut istilah binatang itu dihentikan. Soalnya, itu melecehkan Tuhan Yang Maha Esa.
Pernyataan itu disampaikan Gatot dalam video yang dibagikan akun Instagram-nya @nurmantyo_gatot yang bercentang biru seperti dilihat detikcom, Kamis (17/12/2020). Gatot juga menyertakan caption 'jangan merendahkan bangsaku' di unggahannya itu.
"Dalam kesempatan ini juga saya mengimbau, secara tidak sadar ataupun sadar, sengaja ataupun tidak sengaja, kita anak bangsa ini sudah merendahkan bahkan melecehkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan mempunyai sebutan masing-masing ada yang menyebutkan kadrun, ada yang menyebutkan kampret, itu kan nama binatang, padahal itu ciptaan Tuhan, manusia kita semua," kata Gatot dalam video.
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya Airlangga Hartarto angkat suara perihal kabar partai berlambang pohon beringin itu akan mendukung Prabowo Subianto dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Apakah benar dukungan kepada Prabowo akan disampaikan pada bulan ini?
"Bisa sampai bulan September juga," katanya setelah Penganugerahan KUR Award dan Penyaluran KUR untuk UMKM yang diselenggarakan di Pos Bloc, Gedung Filateli, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2023).Namun demikian, Airlangga memastikan dukungan yang disampaikan Golkar tidak akan disampaikan pada detik-detik akhir. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu pun juga menegaskan kalau Golkar tidak akan mendukung Anies Baswedan dalam pilpres mendatang.Lebih lanjut, Airlangga mengatakan kalau Golkar menunggu hasil putusan Mahkamah Konstitusi terkait batas minimal usia calon presiden dan calon wakil presiden. Jika batas minimal usia capres/cawapres 35 tahun dikabulkan, apakah Golkar akan mendorong Gibran sebagai cawapres?"Kita tunggu hasil MK," ujar Airlangga. "Golkar mendorong kader muda, menpora muda, ketua Golkar Surakarta di bawah 30 tahun," lanjutnya.
Saksikan video di bawah ini:
Pilpres 2014 Pilih Prabowo, Kini Raffi Ahmad Dukung Jokowi, Ini Sederet Tanda-tandanya
TRIBUN-MEDAN.com-Artis dan presenter kondang Raffi Ahmad belakangan namanya ramai dibicarakan di media sosial terkait Pilpres 2019.
Terlebih saat munculnya gambar dirinya berswafoto dan melakukan vlog bersama Jokowi.
Awal pertemuan Raffi Ahmad dengan presiden Jokowi terjadi pada saat pembukaan Asian Para Games 2018, event yang dilaksanakan pada Oktober lalu.
Kala itu saat bertemu Jokowi, Raffi Ahmad ditunjuk sebagai MC pada acara pembukaan Asian Para Games 2018.
"Wah terima kasih, sukses untuk acara Asian Para Gamesnya, sukses buat semuanya, wah senang banget pokoknya," kata Raffi Ahmad saat bertemu Jokowi, Sabtu (6/10/2018).
Kala itu, Raffi Ahmad ditunjuk sebagai MC di gelaran acara Asian Para Games 2018.
Adapun kala itu, Raffi Ahmad dianggap sukses dan mendapatkan pujian dari beberapa pihak karena menjadi MC pembuka di Opening Ceremony Asian Para Games 2018.
Waktu pun berlalu, akhirnya Raffi Ahmad pun mengunggah foto dan video terbarunya saat sedang bersama presiden Jokowi.
Adapun fotonya saat bersama Jokowi, dipamerkan Raffi Ahmad di akun instagram miliknya.
"Kira kira ngobrolin apa ya???," Tulis akun Instagram Raffi Ahmad dengan nama @raffinagita1717.
"Aku habis ngevlog sama pak Jokowi, harus ditunggu, mantap, di Rans Entertainment," kata Raffi Ahmad, Jumat (21/12/2018).
Pertemuan tak hanya berhenti dengan Jokowi saja, ternyata baru-baru ini pun Raffi Ahmad bertemu dengan cawapres pendamping Joko Widodo di Pilpres 2019, yakni KH Maruf Amin.
Momen pertemuan Raffi Ahmad dan Maruf Amin itu terjadi saat acara pernikahan anak Ketua MUI Nonaktif itu.
"Habis tanya-tanya sama Pak Jokowi, sekarang Raffi punya kesempatan di hari yang berbahagia, di lamaran putrinya Abah Maruf Amin," ujar Raffi Ahmad dalam video yang diunggah saluran Youtube Official iNews, Selasa (1/1/2018).
"Abah boleh gak saya nanya-nanya Abah?" Tanya Raffi Ahmad sambil memegang ponsel yang merekam dirinya dengan Ma'ruf Amin.
"Boleh, boleh," ucap Maruf Amin santai.
Adapun Raffi Ahmad menanyakan pada Maruf Amin soal kesukaannya pada sepak bola.
"Ini kan Abah pegang bola. Abah suka sepak bola?," tanya Raffi Ahmad.
kepada Raffi Ahmad, Maruf Amin mengakui bahwa saat mudanya ia menyukai sepakbola, namun semakin tua dirinya hanya bisa menonton pertandingan sepak bola saja.
"Ya waktu saya masih muda suka sepak bola. Sekarang ya nonton bola, analisa bola," jawab Maruf Amin.
Lalu Raffi Ahmad pun menanyakan negara mana dan siapa pemain sepak bola yang difavoritkan oleh Maruf Amin.
"Kalau negara yang paling Abah favoritkan negara apa dan siapa pemainnya, Abah?," tanya Raffi Ahmad lagi kepada Maruf Amin.
"Banyaknya kompetisinya itu di Inggris," jawab Maruf Amin.
"Wah Liga Inggris, siapa pemain yang paling Abah favoritkan?," tanya Raffi Ahmad.
"Wah kalau dulu kan David Beckham," jawab Maruf.
Mendengar jawaban Maruf Amin, Raffi Ahmad pun berceletuk jika calon mantu Maruf seperti David Beckham.
"Wah David Beckham. Ini calon mantunya kaya David Beckham ini," canda Raffi Ahmad lalu disambut tawa orang-orang di sekitarnya.
Pengalaman Ngevlog bareng Presiden
Pada saat menjadi pembicara di acara Gebyar Milenial di Bandung,Raffi Ahmad pun menceritakan pengalaman terbarunya saat bersama pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu, Jokowi dan Ma'ruf Amin di kediaman mereka.
"Saya sempat membuat vlog mereka berdua, responnya bagus. Saya menganggap mereka seperti orangtua sendiri," ujar Raffi Ahmad, saat menghadiri acara Gebyar Milenial, di Jalan Sunda, Kota Bandung, Minggu (10/3/2019).
Adapun Raffi Ahmad mengatakan, saat diundang oleh Jokowi ke Istana Bogor bersama dengan putranya, Rafathar Malik Ahmad, istrinya Nagita Slavina, dan pengasuh Rafathar, tak hanya membuat vlog, tetapi sempat berada satu kendaraan bersama Presiden Jokowi dan keluarganya.
"Kebetulan diundang ke istana waktu itu. Bikin vlog dan nyupiri pak Jokowi. Abah Maruf juga pernah mengundang ke rumah bikin vlog. Membuat vlog ada maknanya tentang keluarga yang hebat," kata Raffi Ahmad.
Selain itu, Raffi Ahmad menuturkan setelah berbincang cukup lama dan beberapa kali bertemu dengan dua tokoh tersebut. Ia menilai keduanya merupakan orang yang baik.
"Apalagi pak Jokowi presiden tapi enggak pernah memposisikan kayak presiden, maksudnya merakyat. Abah kiai Maruf Amin juga sama. Semoga mereka bisa membawa Indonesia yang lebih baik lagi," ujarnya.
Belum lama ini beredar video Raffi Ahmad tengah diwawancarai oleh dua orang relawan Jokowi yang mengatasnamakan kelompoknya sebagai Remaja alias Relawan Milenial Jokowi Ma'ruf.
Adapun penanya yang juga adalah perwakilan dari kelompok Remaja menanyakan pada Raffi Ahmad tentang pandangannya terhadap Pilpres 2019.
"Ya kalau untuk Pilpres 2019 sih saya doakan, yang paling penting nih untuk semua milenial, kita bisa jaga keamanan, jaga privasi juga, jadi apapun pilihan kita itu memang sudah jadi pilihan kita ya, yang paling penting saya ingin Indonesia tuh aman, dan enggak ada lagi kerusuhan-kerusuhan itu, dan yang paling penting lagi semuanya cinta damai," kata Raffi Ahmad pada tayangan video yang diunggah akun youtube @Jendela Kabar, Rabu (26/12/2018).
Pada ujung tayangan wawancara Raffi Ahmad dengan kelompok milenial Remaja, Raffi Ahmad pun mengiyakan saat diminta mengikuti Jargon kelompok Remaja itu.
Dari kedekatan Raffi Ahmad dengan Jokowi tersebut, muncul kabar bahwa Raffi Ahmad kini berbalik mendukung Petahana untuk memenangi Pilpres 2019.
Hal itu berdasarkan dugaan para warganet.
Bukan tanpa sebab warganet menyebut Raffi Ahmad bakal mendukung Jokowi di Pilpres 2019, meskipun sebelumnya sudah jadi rahasia umum Raffi Ahmad ketika Pilpres 2014 mendukung Prabowo Subianto.
Adapun Raffi Ahmad secara terang-terangan di Pilpres 2014, menyatakan mendukung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa untuk memenangi Pilpres 2014.
Berikut cuplikan pendapat para artis, seniman, dan profesi lainnya tentang Prabowo Subianto, termasuk komentar Raffi Ahmad pada Pilpres 2014 :
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Sederet Tanda-tanda Raffi Ahmad Bakal Coblos Jokowi di Pilpres 2019, Tak Akan Lagi Dukung Prabowo
Jakarta, CNBC Indonesia - Debat calon wakil presiden peserta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 akan digelar pada Minggu, 21 Januari 2024. Berikut adalah hasil survei 11 lembaga terkait elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang dirangkum CNBC Indonesia sejak awal Januari 2024.
SPIN merilis hasil survei elektabilitas tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden peserta Pilpres 2024-2029. Hasilnya, pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari dua pasangan calon lainnya.Survei digelar pada 8 hingga 14 Januari 2024 dengan melibatkan 2.178 responden. Para responden dipilih dengan metode multistage random sampling di 38 provinsi Indonesia.Survei dilakukan dengan direct interview menggunakan bantuan kuesioner. Adapun margin of error survei +/- 2,1% dengan tingkat kepercayaan 95%.Para responden ditanyakan 'seandainya pemilu serentak dilaksanakan hari ini siapakah dari tiga calon presiden berikut ini yang akan anda pilih?'. Hasilnya, elektabilitas Prabowo-Gibran tembus 50%.Berikut ini hasil surveinya:- Prabowo-Gibran 50,9%- Ganjar-Mahfud 23,5%- Anies-Cak Imin 18,7%TT/TJ 6,9%Direktur Eksekutif SPIN, Igor Digrantara membeberkan survei tersebut. Dia menyoroti secara khusus terkait keinginan mayoritas responden yang ingin Pilpres 2024 berlangsung sekali putaran."Melihat keinginan publik agar Pemilu berjalan satu putaran, tampaknya terlihat dari terus meningkatnya elektabilitas pasangan calon Prabowo-Gibran. Survei per awal Januari 2024 ini, perolehan suara dukungan terhadap paslon nomor urut 2 meningkat menjadi 50,9%," demikian paparan survei, Senin (15/1/2024)."Sementara paslon nomor urut 1 dan 3 tampaknya terus mengalami degradasi. Terutama paslon Anies-Muhaimin, cukup dalam terkoreksi. Koreksi dukungan tersebut merupakan dampak dari gaya debat Anies yang menyerang Prabowo. Keinginan Anies untuk mendapatkan peningkatan poin dukungan justru yang memeroleh poin dukungan Prabowo," lanjutnya.
Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka kembali menempati posisi teratas dengan raihan suara 48,05%. Sementara itu, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menyusul dengan 21,80% dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md 18,35%.Hal itu berdasarkan hasil survei elektabilitas capres-cawapres terbaru yang dikeluarkan oleh lembaga riset internasional Ipsos Public Affairs. Survei tersebut digelar pada periode 27 Desember 2023-5 Januari 2024.Pengamat politik dan peneliti senior Ipsos Public Affairs Arif Nurul Imam membandingkan survei capres-cawapres periode ini dengan survei sebelumnya pada November 2023. Ia menilai tren elektabilitas Prabowo-Gibran mengalami kenaikan, Anies-Cak Imin cenderung stagnan, dan Ganjar-Mahfud menurun."Dibandingkan data survei akhir bulan November, Prabowo-Gibran kembali mengalami kenaikan dari 42,66% ke 48,05%, sementara Anies-Muhaimin cenderung stagnan dari 22,13 ke 21,80%, dan Ganjar-Mahfud dari 22,95 turun 18,35%, sementara yang belum menentukan pilihan menurun tipis dari 12,26 turun ke 11,80%," kata Arif dalam keterangannya seperti dikutip detikNews, Rabu (10/1/2024).Survei Ipsos Public Affairs terbaru ini menyasar sebanyak 2.000 responden yang tersebar di 34 provinsi. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan menggunakan aplikasi Ipsos Ifield yang merupakan sistem Computer-Assisted Personal Interviews (CAPI).Adapun, sampel diambil dengan teknik multi stage random sampling. Survei ini memiliki margin of error +- 2,19% dengan tingkat kepercayaan 95%.Arif menilai efek Joko Widodo (Jokowi) semakin nyata bagi tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran. Menurutnya, capres nomor urut 02 itu juga mendapat dukungan dari pemilih Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019.Arif mengungkapkan soliditas dukungan pasangan calon presiden paling tinggi juga ada pada paslon Prabowo-Gibran. Ia menyebut hanya sebesar 13 persen yang masih bisa berubah.Sementara, sebanyak 15 persen pendukung AMIN masih berpotensi bergeser. Lalu, jumlah pendukung paslon Ganjar-Mahfud yang kemungkinan berubah pilihan sekitar 20 persen.Berikut elektabilitas capres-cawapres versi survei Ipsos:Prabowo-Gibran 48,05%Anies-Cak Imin 21,80%Ganjar-Mahfud 18,35%Tidak tahu 11,80%
Indonesia Political Opinion (IPO)
Hasil survei IPO menunjukkan elektabilitas pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Rakamasih yang tertinggi di Pilpres 2024.Namun, IPO mendapati posisi Prabowo-Gibran itu semakin disusul paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan elektabilitas Prabowo dan Gibran mencapai 42,3 persen. Dedi menyebut capaian elektabilitas tertinggi itu dipengaruh meningkatnya elektabilitas Gibran secara pribadi yang menyumbang 0,8 persen.Dedi merinci, dari capaian itu, hanya 22,3 persen yang mengaku sangat yakin terhadap paslon nomor urut 2. Sementara yang mengaku yakin 54,8 persen, tidak yakin 15,2 persen, sangat tidak yakin 3,8 persen dan 3,9 persen mengaku tidak tahu.Dedi menyebut di posisi kedua ditempati paslon nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Jarak elektabilitas AMIN dan Prabowo-Gibran terpaut 7,9 persen."Capaian elektabilitas AMIN selisih 7,9 persen dari paslon 2 yakni 34,5 persen," kata Dedi dalam pemaparannya, Rabu (10/1).Sebanyak 34,2 persen responden di antaranya mengaku sangat yakin kepada AMIN, kemudian 47,3 persen mengaku yakin, 15 persen tidak yakin, 2,1 persen sangat tidak yakin dan 1,4 persen mengaku tidak tahu."Kehadiran nama Cawapres turut mempengaruhi elektabilitas kandidat capres, Muhaimin Iskandar meningkatkan elektabilitas Anies Baswedan sebanyak 2,4 persen," ujarnya.Adapun pada posisi terakhir ditempati paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dengan perolehan 21,5 persen. Dedi menyebut posisi bontot ini dipengaruhi juga oleh elektabilitas Mahfud."Mahfud MD justru sebaliknya, ia menurunkan elektabilitas Ganjar cukup tajam yakni sebesar 3,4 persen," kata Dedi.Dari perolehan 21,5 persen itu, responden yang mengaku sangat yakin 26,1 persen. Kemudian 48,3 persen responden mengaku yakin, 16 persen tidak yakin, 3,5 persen sangat tidak yakin dan 5,8 persen mengaku tidak tahu.Survei IPO dilakukan sejak 1 Januari hingga 7 Januari 2024. Jumlah responden mencapai 1.200 orang dengan kriteria telah memiliki hak pilih atau berusia di atas 17 tahun.Metode survei menggunakan multistage random sampling dan pembagian kuesioner secara langsung. Margin of error sekitar 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.MedianMedian merilis hasil survei terkait elektabilitas tiga pasangan calon peserta Pilpres 2024. Hasilnya, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengungguli Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.Hasil survei dirilis Median pada Senin (8/1/2023) oleh peneliti senior Median, Ade Irfan Abdurahman. Survei Median dilakukan pada 23 Desember 2023-1 Januari 2024.Median memberikan catatan, bahwa survei dilakukan setelah debat Pilpres 2024 pertama dan kedua. Populasi sampel dalam survei ini adalah seluruh WNI yang memiliki hak pilih.Target sampel sebesar 1.500 responden dengan margin of error sebesar +/- 2,53% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender.Median melakukan teknik wawancara tatap muka langsung dalam survei ini. Hasilnya adalah sebagai berikut:Desember 2023Prabowo-Gibran: 43,1%Anies-Cak Imin: 26,8%Ganjar-Mahfud: 20,1%Tidak tahu/tidak jawab: 10,0%Menurut penjelasan Median, pasangan Anies-Cak Imin menyalip pasangan Ganjar-Mahfud di posisi kedua. Sementara posisi pertama tetap pasangan Prabowo-Gibran."Pasangan Ganjar-Mahfud disalip oleh pasangan AMIN, sekarang pasangan AMIN posisi kedua," kata Ade Irfan Abdurahman.November 2023Prabowo-Gibran: 37,0%Ganjar-Mahfud: 26,7%Anies-Cak Imin: 25,4%Tidak tahu/tidak jawab: 10,9%Secara tren, menurut Median, pasangan Ganjar-Mahfud menurun cukup jauh dari survei November ke Desember. Sementara pasangan Anies-Cak Imin naik sekitar 1%.Lembaga Survei Nasional (LSN)LSN merilis survei elektabilitas tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2024. Hasilnya, elektabilitas paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, unggul atas dua paslon lainnya.Survei digelar pada 28 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024 dengan melibatkan 1.420 responden dari dari 38 provinsi. Para responden diambil secara acak sederhana.Pengumpulan data survei dilakukan dengan metode telepon. Adapun margin of error survei +/- 2,6% dengan tingkat kepercayaan 95%.LSN menanyakan kepada responden 'seandainya saat ini dilaksanakan pemilihan presiden (pilpres) dan hanya diikuti tiga pasangan, manakah yang anda pilih dari ketiga paslon presiden dan wakil presiden berikut ini?'. Hasil survei menunjukkan Prabowo-Gibran unggul atas paslon Anies Baswedan-Cak Imin dan paslon Ganjar Pranowo-Mahfud Md.Berikut ini hasilnya:Prabowo-Gibran 49,5%Anies-Cak Imin 24,3%Ganjar-Mahfud 20,5%TT/TJ 5,7%
Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara lantas menjelaskan hasil survei tersebut. Dia menyebut, berdasarkan survei itu, jika pilpres dilaksanakan hari ini, maka Prabowo-Gibran yang akan menang."Data ini menjelaskan bahwa jika pilpres dilaksanakan saat ini, Prabowo-Gibran akan keluar sebagai pemenang alias lolos putaran kedua," kata Gema saat memaparkan survei, Kamis (4/1/2024)."Sedangkan paslon Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin masih sama-sama berpeluang untuk lolos ke putaran kedua maupun tereliminasi," lanjutnya.Lembaga Survei Indonesia (LSI)LSI merilis hasil survei di wilayah Jawa Timur terkait elektabilitas pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2024. Hasilnya, elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul atas pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md serta Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).Di setiap dapil DPR RI di Jawa Timur, LSI mengambil sampel sebanyak 800 orang dengan menggunakan metode multistage random sampling. Sehingga total sample secara keseluruhan sebanyak 8.800 responden di Provinsi Jawa Timur.Survei dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Pemilihan sampel dilakukan dengan multistage random sampling dengan margin of error sekitar ±1,1% dengan tingkat kepercayaan 95%.Dalam survei yang dirilis Jumat (5/1/2024), LSI memaparkan elektabilitas Prabowo-Gibran unggul di pemilih Jawa Timur dengan persentase 46,7%. Posisi kedua Ganjar Pranowo-Mahfud Md dengan 26,6% dan posisi ketiga Anies-Cak Imin 16,2%.Berikut ini survei LSI di Jawa Timur:Responden diberi pertanyaan: Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden di antara pasangan nama berikut ini?... (%)Hasilnya,Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka: 46,7%Ganjar Pranowo-Mahfud Md: 26,6%Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar: 16,2%Tidak tahu: 10,4%Politika Research and Consulting (PRC)
PRC merilis hasil survei terkini elektabilitas capres dan cawapres pada Pilpres 2024. Hasilnya, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul atas pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) serta Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.Survei ini digelar 20-27 Desember 2023 terhadap 1.200 responden. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia (WNI) minimal berusia 17 tahun.Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan supervisi berlapis oleh supervisor pusat, koordinator area, koordinator lapangan, call check, dan tim cleaning. Pemilihan sampel dilakukan dengan multistage random sampling dengan margin of error sekitar ±2,7 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting Rio Prayogo mengatakan elektabilitas Prabowo-Gibran unggul di persentase 42,4%. Posisi kedua ditempati Anies-Cak Imin dengan 28% kemudian posisi ketiga Ganjar-Mahfud Md dengan 21,8%."Kita menggunakan simulasi kertas suara yang mirip dengan spesimen di KPU. Jawabannya adalah pasangan 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ada di peringkat pertama 42,4%, Anies-Muhaimin 28,0%, Ganjar Pranowo dan Mahfud di 21,8%," kata Rio dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (5/1/2024).Berikut hasil survei versi Politika Research and Consulting:Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 42,4%Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 28%Ganjar Pranowo-Mahfud Md 21,8%Rahasia/belum menentukan pilihan 5,0%Tidak tahu 2,8%Polling InstitutePolling Institute merilis hasil survei elektabilitas para pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pasca debat cawapres yang lalu. Hasilnya, paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, unggul atas paslon nomor urut 1, Anies Baswedan-Cak Imin (AMIN), dan paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md.Survei ini digelar pada 26-28 Desember 2023 dengan melibatkan 1.246 responden. Survei dilakukan via telepon terhadap para responden.Adapun margin of error survei +/- 2,9%. Tingkat kepercayaan survei tercatat 95%.Para responden survei ditanyakan 'jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan ibu/bapak pilih sebagai presiden di antara pasangan nama berikut ini?'. Hasilnya, Prabowo-Gibran yang paling banyak dipilih.Berikut ini hasilnya:Prabowo-Gibran 46,2%Anies-Cak Imin 24,6%Ganjar-Mahfud 21,3%TT/TJ 7,8%"Secara umum basis dukungan capres-cawapres tidak banyak berubah, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud stabil, sementara Anies-Cak Imin menguat," kata penelitis Polling Institute, Kennedy Muslim, saat memaparkan survei, Rabu (3/1/2024).Arus Survei Indonesia (ASI)ASI merilis hasil survei elektabilitas capres dan cawapres di kalangan Gen Z pasca-debat perdana capres dan cawapres Pemilu 2024. Hasilnya, elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md unggul di kalangan generasi Z.Survei dilaksanakan pada tanggal 16- 21 Desember 2023, secara nasional di 34 Provinsi di Indonesia. Lembaga ASI menyatakan populasi survei ini ialah Gen Z (penduduk usia 17-23 tahun).Survei dilakukan dengan cara telesurvei melalui metode random digit dialing (RDD), yakni teknik penarikan sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi dan screening. Jumlah sampel 1200 responden dan dengan asumsi simple random sampling, maka margin of error (MoE) adalah +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Rif'an mengatakan elektabilitas Ganjar-Mahfud di kalangan Gen Z unggul dengan 34,9%, disusul Prabowo-Gibran 33,1%, dan Anies-Cak Imin 26,1%. Sedangkan pemilih di kalangan Gen Z yang belum menentukan pilihannya atau undecided voters sebesar 12,0%."Nah saya bacakan urutannya, yang pertama, menempati urutan pertama adalah Ganjar-Mahfud ya Ganjar-Mahfud di angka 34,9%, kemudian Prabowo-Gibran di angka 33,1%, pasangan AMIN di angka 26,1%, kemudian undecided voters itu di angka 5,9%," ujar Ali Rif'an dalam rilis survei tersebut di Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2024)."Jadi ini urutannya, posisinya yang kalau bicara urutan pertama adalah Ganjar Mahfud, disusul Prabowo Gibran, kemudian pasangan AMIN," tambahnya.Ali Rif'an mengatakan, potret Gen Z merupakan pemilih kritis dan lebih otonom. Sebab secara demografi, kata dia, Gen Z dalam survei kebanyakan adalah mahasiswa dan belum menikah."Nah jadi ini adalah potret para Gen Z, mereka adalah pemilih kritis, pemilih yang menurut saya lebih otonom. Karena secara mayoritas kalau kita baca demografinya, mereka terdiri dari beberapa mahasiswa. Kemudian rata-rata mereka belum menikah, jadi secara beban itu tidak seperti generasi di atasnya gen milenial dan Gen X, makanya pilihannya tentu saja jauh lebih kritis angka-angka ini," ucapnya.Berikut urutannya:- Ganjar Pranowo-Mahfud Md 34,9%- Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 33,1%- Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 26,1%- Tidak tahu 5,9%Pusat Polling (Puspoll) IndonesiaPuspoll Indonesia merilis hasil jajak pendapat bertajuk 'Peta Elektoral Pilpres dan Pileg 2024' periode Desember 2023. Hasil survei ini menilik kemungkinan adanya pemilu dua putaran karena belum ada paslon yang menyentuh angka 50 persen + 1 suara.Berdasarkan hasil survei, elektabilitas pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD bersaing dengan paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sementara itu, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menduduki posisi terbawah dalam survei tersebut."Survei ini juga mencoba merekam bagaimana posisi elektoral pasangan capres-cawapres saat ini. Nah ini menunjukkan bahwa pertama atau paslon 01, pasangan Anies Baswedan- Muhaimin Iskandar memperoleh elektabilitas sebanyak 26,1 persen," ucap Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia, Muslimin Tanja saat membacakan hasil survei melalui video conference, Selasa (2/1/24)."Kemudian, paslon 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 41 persen, kemudian paslon 03 pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 27,6 persen," imbuh Muslimin.Muslimin menyebut pasangan Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran paling berpeluang untuk maju dan kembali bersaing pada putaran kedua kontestasi pemilu."Kemudian siapa yang lolos ke putaran kedua, kalau kita lihat temuan survei Puspoll Indonesia ini menunjukkan memang di antara paslon 01 dan 03 kalau dari sisi angka memang lebih tinggi angka nomor 3 atau pasangan nomor 3, artinya peluang 03 untuk masuk ke putaran kedua itu dari temuan survei kita memang lebih besar dibanding 01," jelas Muslimin.Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada periode 11-18 Desember 2023 kepada 1.220 responden berusia 17 tahun atau memenuhi syarat sebagai pemilih. Survei menggunakan metode sampel acak bertingkat (multistage random sampling) pada responden yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia.Dalam survei ini, Puspoll Indonesia menggunakan teknik pengumpulan data metode tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Adapun margin of error survei ini sebesar +- 2,83 persen. Quality control dilakukan terhadap hasil wawancara yang dipilih secara random sebesar 20 persen dari total sampel. Dalam quality control, tidak ditemukan adanya kesalahan berarti.Ide Cipta Research and Consulting (ICRC)ICRC merilis hasil survei untuk periode Desember 2023 untuk capres dan cawapres. Hasilnya, paslon nomor urut 3 pada Pemilu 2024 Ganjar Pranowo-Mahfud MD menempel paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.Ganjar-Mahfud berada di urutan kedua dengan capaian 29,1 persen, menempel Prabowo-Gibran di urutan pertama dengan hasil 39,4 persen. Sementara paslon nomor urut 3 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) berada di urutan terakhir dengan perolehan 25,6 persen.Kemudian yang belum memutuskan sebesar 4,4 persen, rahasia 1,0 persen dan tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 0,5 persen dengan total 5,9 persen.Direktur Eksekutif ICRC Hadi Suprapto Rusli mengatakan jika Ganjar-Mahfud harus memperbesar perolehan suara di Provinsi Jawa Barat. Menurutnya, Ganjar-Mahfud juga harus mampu mempertahankan raihan suara di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berada di angka 55,9 persen."Jika nanti Ganjar mampu melaksanakan segala potensinya di Jawa Barat saya kira akan memberikan dampak untuk masuk ke putaran kedua," ujar Hadi Suprapto, Selasa (2/1/2024).Hadi menambahkan Pilpres 2024 juga berpotensi dilakukan dalam dua putaran. Hal itu, berdasarkan data terbaru survei ICRC periode Desember 2023."Jika dilihat dari data survei ICRC terbaru ini, maka Pilpres 2024 masih diprediksikan akan terjadi dua putaran," ucap Hadi.Sebagai informasi, populasi survei ICRC adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku. Yakni warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 1.230 orang, dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,79 persen dan memiliki tingkat kepercayaan 95 persen.Metode penarikan sampel yang digunakan yaitu Stratified Random Sampling dan waktu pengumpulan data pada tanggal 20-26 Desember 2023. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara via telepon oleh pewawancara terlatih.
Saksikan video di bawah ini:
Video: Warning! Prabowo Kondisi Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja
Video: Prabowo Sempat Heran Saat Bahlil Jadi Menteri Investasi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak pihak yang mulai memprediksi seperti apa hubungan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi setelah Pilpres 2024.
Banyak yang memperkirakan, hubungan Jokowi dan Megawati akan mirip dengan relasi antara mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dengan Ketua Umum PDIP tersebut.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, kepada Tribunnews.com, mengungkapkan, wacana pertemuan Jokowi dan Megawati usai Idul Fitri sulit untuk terwujud, minimal dalam waktu dekat.
Ia menilai, salah satu faktor penyebab adalah dua tokoh yang disebut-sebut pecah kongsi di Pilpres 2024. Menurutnya, PDIP kecewa terlalu dalam.
Seperti diketahui, Jokowi, dalam gelaran Pilpres 2024 lalu dinilai condong mendukung pasangan calon presiden Prabowo Subianto.
Prabowo menggandeng putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden.
Di sisi lain, PDIP, partai Jokowi bernaung selama ini, mengusung calon lain, yaitu Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Lebih jauh, Ujang mengaku tidak bisa memprediksi apakah hubungan Megawati dan Jokowi akan renggang dalam waktu lama.
"Jika berkaca pada hubungan Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sampai saat ini belum akur. Mungkin saja kerenggangan itu akan bertahan lama," ujarnya.
Ia mengingatkan, hubungan Megawati dan SBY telah renggang sejak Pilpres 2004 hingga kini.
“Jika dihitung sudah hampir 25 tahun hubungan Megawati dengan SBY tidak pernah berlanjut dan tidak pernah ada ujung pangkalnya. Apakah hubungan Jokowi akan lama seperti itu atau tidak, saya tidak tahu. Semua tergantung sikap Megawati mau menerima atau tidak,” ujar Ujang.
Bisakah Prabowo menjembatani?
Di sisi lain, hubungan Megawati dengan presiden terpilih, Prabowo Subianto, justru berjalan baik-baik saja.
Menurut Ujang, peluang pertemuan antara Megawati dengan Prabowo memang lebih besar daripada Megawati dengan Jokowi.
Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri masih menjadi tanya besar publik Tanah Air.
Sudah menjadi rahasia umum, hubungan baik antara Jokowi dan Megawati yang terjalin harmonis selama lebih dari satu dekade belakangan mulai berjarak sejak Pilpres 2024. Romantisme Jokowi dan PDI-Perjuangan juga ikut terkoyak karena perbedaan pandangan politik di hajatan Pilpres 2024.
Baca Juga: Jokowi Tidak Ajak Semua Menteri Upacara HUT RI ke-79 di IKN
Sebagaimana diketahui bersama, di Pilpres 2024, Jokowi memilih jalannya sendiri, ia keluar dari bayang-bayang PDI Perjuangan, dia tak lagi bersama partai moncong putih yang sudah mengasuhnya sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Eks Wali Kota Solo itu memilih berada di Kubu Prabowo Subianto dan membiarkan putranya Gibran Rakabuming Raka melenggang bareng Prabowo di Pilpres 2024 yang hasilnya sudah sama-sama kita ketahui.
Mereka keluar sebagai pemenang dalam hajatan akbar tersebut dan mampu melibas Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung PDI Perjuangan, momen tersebut sekaligus menjadi puncak keretakan hubungan Jokowi-Megawati.
Pasca Pilpres 2024, Jokowi tampil biasa saja seolah tak ada apa-apa antaranya dirinya dengan PDI-Perjuangan meski banyak kalangan menganggapnya sebagai pengkhianat.
Jokowi bahkan mengundang Megawati sebagai salah satu tamu kehormatan pada upacara HUT RI 2024 yang digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 17 Agustus mendatang. Soal undangan ini belum ada respons dari Megawati.
Baca Juga: Klaim Anies Dibantah Ahok
Di sisi lain, PDI Perjuangan justru menunjukan sikap sebaliknya, Banteng yang terluka memang jauh lebih ganas, Jokowi dibom bardir dari segala arah dengan berbagai kritikan pedas.
PDI Perjuangan yang selama ini kerap pasang badan untuk Jokowi kini tampil lebih garang, mereka menempatkan diri sebagai oposisi yang sangat kritis terhadap pemerintahan Jokowi. Berbagai kebijakan dipreteli satu-satu, kritik pedas yang dialamatkan buat Jokowi senantiasa dilayangkan setiap waktu.
Puncaknya Jokowi tak diundang pada gelaran Rakernas PDI Perjuangan yang dihelat pada Juni 2024 lalu. Perlu dicatat, status Jokowi dan keluarganya sebagai kader PDI Perjuangan sampai saat ini tidak jelas, tak ada yang mengetahui secara pasti, mereka masih menjadi bagian dari PDI Perjuangan atau justru telah didepak.
Hingga di penghujung masa jabatan Jokowi, hubungannya dengan Megawati dan PDI Perjuangan belum direkonsiliasi.
Banyak pihak berupaya mendamaikan ke dua belah pihak, salah satunya lewat usulan pembentukan president club di era pemerintahan Prabowo-Gibran.
Di mana tim itu di isi oleh presiden terdahulu yakni Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi. Pembentukan tim sekaligus sebagai jalan untuk mendamaikan Megawati dan SBY yang juga kurang akur selama ini.
Tim ini nantinya bertugas memberi nasihat kepada presiden dan wakil presiden, namun sayang, wacana itu tenggelam seiring berkembangnya berbagai kondisi politik Tanah Air belakangan.